Agustus 17, 2024 Mengubah Limbah Sawit Menjadi Arang Punya Nilai Ekonomi Ramah Lingkungan

Mengubah Limbah Sawit Menjadi Arang, Punya Nilai Ekonomi Ramah Lingkungan

Ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada penerimaan negara dan devisa dari hasil ekspor CPO dan produk turunannya serta sumber daya hayati dan pertanian lainnya. Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK, Tasdianto, Indonesia harus beralih ke produksi dan distribusi yang rendah emisi karbon bahkan nol emisi, termasuk dalam produk-produk yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon. Indonesia memiliki potensi ekonomi hijau yang besar dari perdagangan karbon. Menurut perhitungan KLHK, perdagangan karbon tersebut bisa mencapai Rp 350 triliun.

Salah satu contoh perdagangan karbon ini adalah pengolahan limbah kelapa sawit menjadi biochar. Limbah tersebut mulai dari sisa tandan kelapa sawit, pelepah, hingga batang pohon yang tidak lagi digunakan. Biasanya limbah ini dibiarkan membusuk, yang akhirnya menjadi sumber emisi karbon dan masalah lingkungan lainnya. Namun, jika diolah menjadi biochar, nilai ekonominya bisa mencapai US$ 5,85 miliar, belum termasuk hasil penjualan produk sawit itu sendiri.

Biochar memiliki fungsi sebagai penyubur tanah karena dapat menyimpan cadangan air 3 hingga 6 kali lipat dari ukurannya sendiri. Rongga-rongga pada biochar juga berfungsi sebagai rumah bagi mikroba yang bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah. Dedi Nursyamsi, Pakar Biochar, Kesehatan, dan Kesuburan Tanah Kementerian Pertanian RI, menjelaskan bahwa biochar dapat membantu memperbaiki tanah perkebunan kelapa sawit dan mencegah terlepasnya gas rumah kaca ke atmosfer.

Karbon padat hasil olahan limbah sawit ini tidak mengeluarkan emisi karbon karena melalui proses pembakaran minim oksigen atau tanpa oksigen. Potensi biochar di Indonesia sangat besar untuk menyuburkan tanaman. Indonesia memiliki 16,5 juta hektar kelapa sawit yang setiap hektarnya dapat menghasilkan kurang lebih 4 ton CPO menjadi berbagai macam produk turunan

Setiap tahun sekitar 670.000 hektar kelapa sawit harus diremajakan, yang menghasilkan sekitar 58,5 juta ton karbon. Jika diolah menjadi biochar, potensi ekonominya bisa mencapai US$ 5,85 miliar. Audey Sjofjan, Ketua Umum Carbon Inisiatif Indonesia (CII), memperkirakan potensi pengolahan biochar dan hasil produksi sawit (CPO) bisa mencapai US$ 14,85 miliar.

Dengan memanfaatkan potensi biochar dari limbah kelapa sawit, Indonesia dapat mengurangi emisi karbon, meningkatkan kesuburan tanah, dan menciptakan nilai ekonomi yang besar. Dengan pendekatan yang tepat dan inovatif, Indonesia dapat menuju ke arah ekonomi hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *