Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah membuat gebrakan dengan mengisyaratkan rencana yang cukup kontroversial untuk merebut Greenland dari Denmark. Dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (7/1), Trump dengan tegas menyatakan bahwa ia akan menggunakan kekuatan untuk mencaplok Greenland, dengan alasan untuk memperkuat ekonomi AS.
“Saya yakin bahwa kita membutuhkan Greenland untuk menjaga keamanan ekonomi kita,” ujar Trump seperti dilansir oleh CNN. Lebih lanjut, Trump bahkan mengancam Denmark dengan pemberlakuan tarif impor yang tinggi jika mereka tidak mau menyerahkan kekuasaan Greenland kepada Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Trump juga memberikan saran kepada warga Greenland untuk menggelar pemungutan suara guna menentukan apakah mereka ingin merdeka atau bergabung dengan AS. “Saya sedang berbicara tentang melindungi kebebasan dunia,” tambahnya.
Namun, dalam analisis yang dilakukan oleh CNN, mereka memperkirakan bahwa rencana imperialisme Trump ini kemungkinan besar tidak akan terwujud. Menurut media tersebut, ancaman yang dilontarkan oleh Trump hanyalah strategi untuk mencapai tujuannya. “Jadi, mungkin strateginya adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi AS,” demikian laporan dari CNN.
CNN juga menduga bahwa Trump kemungkinan besar ingin mendapatkan akses yang lebih besar ke sumber daya mineral di Greenland dan rute pelayaran ketika es mulai mencair. Greenland sendiri pernah dikendalikan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II agar tidak jatuh ke tangan Nazi Jerman.
Meskipun rencana Trump ini menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak, termasuk dari Denmark dan warga Greenland sendiri, namun masih belum jelas apakah rencana tersebut akan benar-benar terwujud. Bagaimanapun juga, langkah Trump ini memunculkan pertanyaan besar tentang batas-batas kekuasaan dan etika dalam hubungan internasional. Semoga keputusan yang diambil nantinya dapat memberikan manfaat yang seimbang bagi semua pihak yang terlibat.