Mantan penasihat utama Presiden Rusia, Vladimir Putin, Andrei Illarionov, mengungkapkan alasan di balik perubahan sikap bosnya yang dulunya bersahabat dengan Barat namun kemudian berbalik melawan mereka. Illarionov menyebut bahwa titik baliknya terjadi saat invasi Amerika Serikat di Irak di bawah komando George Bush Jr pada tahun 2003.
Pada awal masa jabatan Putin, ia terlihat tertarik untuk bergabung dengan dunia Barat. Bahkan, ia bersahabat dengan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan kunjungan luar negeri pertamanya adalah ke London. Namun, Illarionov menegaskan bahwa Putin tiba-tiba berubah pikiran setelah perang Irak tahun 2003.
Illarionov mengakui kecerdasan Putin dalam menggunakan argumen yang kuat untuk menentang perang Irak yang dilancarkan oleh George Bush Jr. Sejak saat itu, Putin mulai membangun kekuasaannya dengan keras, memperkuat sekutu di Timur Tengah dan China, serta melancarkan perang melawan Ukraina.
Meskipun Putin telah mengamandemen konstitusi Rusia agar dapat memerintah hingga tahun 2036, Illarionov memperingatkan bahwa Putin sangat serius dalam mencapai tujuannya. Ia juga menyoroti konsistensi Putin dalam melaksanakan strategi dan tujuannya selama 21 tahun.
Illarionov juga mengecam invasi Rusia ke Ukraina sebagai “bencana” dan yakin bahwa perang melawan Putin dapat dimenangkan dengan bantuan negara-negara yang mencintai demokrasi. Menurutnya, Ukraine tidak dapat melawan sendirian dan hanya dengan kerjasama internasional yang kuat, mereka dapat menghentikan agresor dan meraih kemenangan.
Dengan kritiknya terhadap kebijakan Putin, Illarionov menekankan pentingnya untuk memahami pemikiran dan tujuan presiden Rusia tersebut. Meskipun Putin terbuka tentang serangannya terhadap Ukraina dan Barat, Illarionov yakin bahwa upaya bersama dapat mengakhiri rezim Putin dan membawa perdamaian bagi Eropa Timur dan Eropa.
Dalam pandangan Illarionov, perang Ukraina bukanlah pertempuran yang harus dihadapi Ukraina sendiri, tetapi merupakan tanggung jawab bersama negara-negara demokratis untuk melawan agresi Rusia. Dengan keyakinan bahwa kemenangan dapat diraih melalui kerjasama, Illarionov menegaskan bahwa hanya dengan bersatu, mereka dapat mengalahkan Putin dan menjaga keamanan wilayah tersebut.