Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa ada satu korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada hari Selasa. Korban tersebut adalah seorang warga lanjut usia berusia 70 tahun dari Kecamatan Kranggan. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, bencana ini juga menyebabkan satu orang luka, dua orang mengungsi, dan 14 jiwa lainnya terdampak.
Abdul menjelaskan bahwa longsor ini disebabkan oleh hujan deras selama dua jam di wilayah yang memiliki tanah labil. Sebanyak empat desa terdampak, termasuk Desa Canggal, Sanggrahan, Pendowo, dan Persada Villa Gedua. BPBD Kabupaten Temanggung mencatat kerusakan satu unit rumah berat, satu unit rumah ringan, dan satu unit rumah sedang akibat longsor. Selain itu, jalan penghubung antara Kecamatan Kranggan-Pringsurat juga mengalami kerusakan.
Sementara itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Temanggung dan Kranggan, menggenangi lima kelurahan dan desa. Air setinggi 10-80 sentimeter melanda pemukiman warga akibat tanggul yang jebol. BPBD melaporkan bahwa air telah surut di seluruh wilayah terdampak pada pukul 23.50 WIB. Banjir menyebabkan kerugian materil, termasuk 20 unit rumah, lima perkantoran, satu fasilitas pendidikan, dan satu fasilitas kesehatan.
Pada hari Rabu, BPBD Kabupaten Temanggung bersama personel gabungan terus melakukan upaya pembersihan dan distribusi bantuan untuk korban. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi risiko banjir dan longsor susulan, mengingat prakiraan cuaca masih menunjukkan potensi hujan intensitas tinggi.
Bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan atau dekat tebing, disarankan untuk waspada terhadap hujan lebat yang bisa menyebabkan longsor. Lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman untuk menghindari risiko yang lebih besar. Semoga bencana ini segera berlalu dan korban dapat mendapatkan bantuan serta pemulihan yang cepat.