Israel mengecam tindakan Turki yang mencoba ikut campur dalam konflik di Jalur Gaza. Mereka meminta NATO untuk mengeluarkan Turki dari keanggotaan aliansi tersebut. Menteri Luar Negeri Israel, Katz, merasa terancam dengan pernyataan Presiden Erdogan tentang kemungkinan intervensi Turki di Gaza. Oleh karena itu, Katz menuntut agar Turki diusir dari NATO karena dianggap sebagai ancaman keamanan bagi Israel.
Dalam sebuah pidato pada Senin lalu, Erdogan menyebut kemungkinan intervensi Turki dalam konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Meskipun tidak menjelaskan secara rinci jenis intervensi yang dimaksud, Erdogan mengacu pada tindakan Turki di Libya dan Nagorno-Karabakh sebagai contoh. Dia menegaskan perlunya kekuatan untuk melawan tindakan “konyol” Israel terhadap Palestina.
Hubungan antara Israel dan Turki telah memburuk selama lebih dari satu dekade, meskipun sebelumnya mereka adalah sekutu dekat di kawasan tersebut. Perdagangan bilateral antara kedua negara juga terdampak oleh ketegangan diplomatik, meskipun mencapai miliaran dolar setiap tahunnya. Namun, Turki baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan perdagangan dengan Israel sampai konflik di Gaza berakhir dan bantuan dapat disalurkan tanpa hambatan.
Israel menekankan pentingnya keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut, serta menolak campur tangan negara lain dalam konflik internal mereka. Mereka juga menyerukan dukungan dari anggota NATO lainnya untuk mengecam tindakan Turki dan mendesak pengusiran negara tersebut dari aliansi regional tersebut.
Dengan adanya ketegangan antara Israel dan Turki, serta pernyataan kontroversial dari kedua belah pihak, situasi di Timur Tengah semakin kompleks dan memerlukan solusi diplomatis yang cermat. Semoga kedua negara dapat menemukan jalan damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di wilayah tersebut.