Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.693 per dolar AS pada Jumat (16/8), setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan Pidato Nota Keuangan RAPBN 2025. Mata uang Garuda mengalami kenaikan 6 poin atau plus 0,04 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.716 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Mata uang di kawasan Asia juga terlihat perkasa. Yuan China dan dolar Hong Kong naik 0,04 persen, dolar Singapura menguat 0,17 persen, yen Jepang dan baht Thailand tumbuh 0,18 persen, serta won Korea Selatan melonjak 0,69 persen. Namun, rupee India mengalami pelemahan sebesar 0,01 persen, ringgit Malaysia turun 0,03 persen, dan peso Filipina merosot 0,51 persen.
Di sisi lain, mata uang negara maju terlihat menguat secara serempak. Poundsterling Inggris tumbuh 0,19 persen, euro Eropa mengalami kenaikan 0,12 persen, franc Swiss menguat 0,32 persen, dolar Kanada naik 0,03 persen, dan dolar Australia melesat 0,31 persen. Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, menyatakan bahwa meskipun rupiah ditutup hampir datar, namun berhasil sedikit menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen positif pasar ekuitas. “Investor merespons data ekonomi AS yang lebih kuat, yang meredakan kekhawatiran akan resesi di AS,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Dalam situasi yang semakin stabil ini, rupiah tetap bertahan dengan baik meskipun tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang cukup sehat dan stabil. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa fluktuasi nilai tukar mata uang adalah hal yang wajar dalam dunia perdagangan internasional. Oleh karena itu, penting bagi pelaku pasar untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan pasar dengan cermat.
Dengan adanya berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, seperti kondisi ekonomi global dan kebijakan moneter dari bank sentral AS, para investor harus tetap waspada terhadap potensi perubahan yang dapat terjadi. Meskipun demikian, dengan adanya dukungan dari pemerintah dan bank sentral, diharapkan rupiah dapat terus bertahan dan bahkan menguat lebih lanjut di masa mendatang.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita juga perlu ikut berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. Dengan memperkuat perekonomian domestik dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri, kita dapat membantu memperkuat nilai tukar rupiah dan menjaga kestabilan ekonomi secara keseluruhan. Semoga dengan kerja sama dan komitmen bersama, kita dapat terus memajukan Indonesia menjadi negara yang lebih makmur dan sejahtera.