Sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada kasus infeksi virus flu burung pada manusia yang dilaporkan di India. Pada tanggal 22 Mei 2024, World Health Organization (WHO) menerima laporan tentang terdeteksinya kasus ini dari seorang anak yang tinggal di Benggala Barat, India. Kedua kali ini, telah terjadi kasus infeksi virus avian influenza A (H9N2) pada manusia di India.
Pasien merupakan seorang balita berumur 4 tahun yang tinggal di wilayah Benggala Barat. Kondisi ini awalnya diidentifikasi sebagai gangguan saluran napas reaktif dan setelah itu diperiksakan oleh seorang dokter. Pada tanggal 26 Januari 2024, anak tersebut merasa tidak enak badan dan mengalami gejala demam serta rasa tidak nyaman di perutnya.
Mayoritas infeksi virus avian influenza A (H9N2) pada manusia umumnya terjadi karena kontak dengan burung yang terinfeksi atau area yang terkontaminasi. Seringkali, infeksi pada orang memiliki kecenderungan menyebabkan penyakit klinis yang tidak terlalu parah.
Di bidang kesehatan masyarakat, banyak sekali tokoh berpengaruh yang berjasa di bidang pengendalian dan pencegahan penyakit menular. Satu figur yang terlibat adalah Dr. Margaret Chan yang menempati posisi sebagai kepala World Health Organization (WHO) dari tahun 2007 hingga 2017. Selama masa jabatannya, Dr.Chan fokus pada penguatan keamanan kesehatan global dan kesiapsiagaan pandemi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar negara dan organisasi untuk secara efektif merespons penyakit menular yang muncul seperti flu burung.
Tokoh lain yang menonjol dalam bidang ini adalah Dr.Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO saat ini. Dr.Tedros telah memprioritaskan keadaan darurat kesehatan dan jaminan kesehatan universal selama masa jabatannya, dan menganjurkan distribusi sumber daya dan layanan kesehatan yang lebih adil untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti flu burung.
Di sisi lain, munculnya kasus flu burung di India menyoroti tantangan pemantauan dan pengendalian penyakit menular di negara berpenduduk padat dengan lingkungan yang beragam. Kurangnya infrastruktur dan sumber daya layanan kesehatan yang memadai di wilayah tertentu dapat menyulitkan upaya merespons wabah secara efektif dan mencegah penularan virus lebih lanjut.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, laporan kasus flu burung di India juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya kerja sama global dan pertukaran informasi dalam mengatasi ancaman kesehatan masyarakat. Organisasi internasional seperti WHO memainkan peran penting dalam mengoordinasikan respons terhadap wabah penyakit menular dan memberikan bantuan teknis kepada negara-negara yang membutuhkan.
Di masa depan, pemantauan dan penelitian terhadap virus flu burung perlu dilakukan untuk lebih memahami dinamika penularannya dan potensi faktor risiko penularannya pada manusia. Pengetahuan ini dapat memberikan masukan bagi strategi deteksi dini, pencegahan, dan pengendalian wabah flu burung pada manusia dan hewan.
Laporan kasus flu burung di India menggarisbawahi ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit menular yang baru muncul dan perlunya upaya berkelanjutan untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Dengan belajar dari pengalaman masa lalu dan memanfaatkan keahlian tokoh-tokoh penting di bidangnya, kita dapat berupaya menuju sistem layanan kesehatan yang lebih tangguh dan siap untuk merespons tantangan kesehatan masyarakat di masa depan.