Site icon worldhistoricalatlas

Dua Tersangka Demo Ricuh di Lebak Mengaku Kalau Dibayar

Dua Tersangka Demo Ricuh di Lebak Mengaku Kalau Dibayar

Polres Lebak, Banten, menetapkan dua tersangka dalam kasus demo menolak Juwita Wulandari sebagai Ketua DPRD Lebak 2024-2029, yang berakhir dengan kerusuhan hingga menewaskan seorang anggota Satpol PP. Polisi sedang menyelidiki kemungkinan adanya aktor lain di balik insiden tersebut. “Masih dalam proses penyelidikan untuk mengidentifikasi siapa yang terlibat dan apa motifnya,” ujar Kapolres Lebak AKBP Suyono kepada wartawan pada Sabtu (12/10/2024). Suyono menduga ada pihak lain yang terlibat dalam peristiwa tersebut, berdasarkan pengakuan kedua tersangka bahwa mereka diminta untuk melakukan demo menolak Juwita sebagai Ketua DPRD Lebak. “Kedua tersangka mengakui bahwa mereka dijanjikan uang sebagai imbalan atas partisipasi dalam demo,” tambahnya.

Hingga saat ini, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka dari Paguyuban Masyarakat Peduli Lebak (PMPL). Mereka adalah RM (23) sebagai koordinator lapangan dan MN (37) sebagai massa aksi yang mendorong pagar hingga roboh dan menimpa anggota Satpol PP yang akhirnya meninggal dunia. Demo yang dilakukan oleh Paguyuban Masyarakat Peduli Lebak (PGML) berlangsung di depan kantor DPRD Lebak, Rangkasbitung, pada tanggal 23 September lalu. Puluhan peserta demo menolak penunjukan Juwita Wulandari sebagai Ketua DPRD Lebak periode 2024-2029.

Penolakan ini diduga karena Juwita tidak termasuk dalam usulan calon Ketua DPRD. DPC PDIP Lebak hanya mengusulkan tiga nama, yaitu Junaedi Ibnu Jarta, Dimas, dan Ijah Khodijah, untuk menjadi Ketua DPRD Lebak. Namun, sebelum penetapan calon Ketua DPRD Lebak oleh DPP PDIP, beredar kabar bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memutuskan untuk menunjuk Juwita Wulandari sebagai Ketua DPRD Lebak. Kabar ini diduga memicu reaksi keras dari sebagian pihak.

Demo berakhir ricuh dengan robohnya pagar kantor DPRD Lebak dan menimpa dua anggota Satpol PP. Salah satu korban, Yadi, langsung dilarikan ke RSUD Adjidarmo, Rangkasbitung, karena mengalami luka serius di kepala. Setelah menjalani pemeriksaan medis, Yadi didiagnosis mengalami kelumpuhan dan dirujuk ke RS Hermina, Jakarta, untuk perawatan intensif. Namun, setelah hampir 15 hari perawatan, Yadi meninggal dunia pada Rabu (9/10).

Meskipun demo tersebut menelan korban jiwa, keputusan DPP PDIP untuk menunjuk Juwita Wulandari sebagai Ketua DPRD Lebak tetap tidak berubah. Juwita akhirnya resmi dilantik sebagai Ketua DPRD Lebak periode 2024-2029.

Exit mobile version