Site icon worldhistoricalatlas

Moody’s Soroti Rendahnya Pinjaman Non-Bank di Asia Pasifik

Moodys Soroti Rendahnya Pinjaman Non-Bank di Asia Pasifik

Moody’s Ratings, lembaga pemeringkat kredit internasional, baru saja merilis laporan yang menyoroti rendahnya pemanfaatan kredit swasta di wilayah Asia Pasifik, termasuk di Indonesia. Menariknya, pasar kredit swasta di Asia Pasifik telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir, tetapi bank masih mendominasi dalam penyaluran kredit. Menurut Moody’s, dominasi bank ini berarti pasar kredit swasta di wilayah ini masih belum maksimal.

Data yang tercatat per tahun 2023 menunjukkan bahwa 86% dari total kredit diberikan oleh perbankan, sementara sektor swasta hanya mencakup 14% sisanya. Berbeda dengan Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki proporsi kredit dari sektor swasta yang lebih tinggi. Moody’s menyebutkan bahwa kredit swasta mencakup pinjaman non-bank kepada perusahaan pasar menengah, yang umumnya dimiliki oleh ekuitas swasta, serta berbagai instrumen keuangan lainnya.

Meskipun begitu, Moody’s memperkirakan bahwa kredit swasta di Asia Pasifik masih akan terus berkembang, terutama didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan permintaan khusus. Kredit swasta dinilai menarik bagi perusahaan pasar menengah karena dapat membantu mengisi kesenjangan pendanaan mereka. Investor utama kredit swasta di Asia Pasifik adalah investor institusional jangka panjang dengan tingkat risiko yang lebih tinggi, sehingga mereka lebih berani untuk berpartisipasi dalam transaksi yang relatif lebih berisiko.

Di sisi lain, investor juga akan mengalokasikan investasi mereka di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Negara-negara seperti Australia, Jepang, dan Korea diprediksi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit swasta karena sistem keuangan dan hukum yang lebih canggih, serta kumpulan investor yang lebih besar. Sementara di negara-negara berkembang seperti China dan India, permintaan kredit swasta akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan sistem regulasi dan hukum.

Dengan potensi pertumbuhan yang besar, kredit swasta di Asia Pasifik menjadi salah satu opsi yang menarik bagi perusahaan yang mencari pendanaan untuk proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur atau akuisisi dengan leverage. Investor dan perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Pasifik.

Saat ini, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk meningkatkan pemanfaatan kredit swasta di Indonesia dan Asia Pasifik secara keseluruhan. Dengan dukungan dari pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan, diharapkan pasar kredit swasta dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kredit swasta agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang terlibat.

Exit mobile version