November 8, 2024 Harga Minyak Menguat di Tengah Sentimen Geopolitik

Harga Minyak Menguat di Tengah Sentimen Geopolitik

Harga minyak menguat mengikuti pasar saham karena pelaku pasar sedang mencerna berita terbaru tentang langkah Donald Trump yang diperkirakan akan mempengaruhi pasar minyak mentah. Menurut Yahoo Finance, pada Jumat (8/11/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9 persen menjadi USD 72 per barel. Hal ini disebabkan oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga saham. Sementara itu, harga minyak Brent juga naik menjadi di bawah USD 76.

Citigroup Inc menyatakan bahwa Donald Trump kemungkinan akan memberikan sentimen negatif terhadap harga minyak mentah karena prospek produksi yang lebih tinggi dan tarif baru yang dapat menghambat ekonomi China. Namun, Standard Chartered berpendapat bahwa pelaku pasar kemungkinan akan mengabaikan seruan Trump untuk meningkatkan pengeboran.

Di sisi lain, banyak pedagang sedang bersiap menghadapi tindakan keras Amerika Serikat yang diperbarui terhadap Iran melalui sanksi dan potensi gejolak dalam konflik Timur Tengah. Selain itu, dampak pemerintahan Trump terhadap minyak Rusia juga menjadi faktor geopolitik yang perlu diperhatikan.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memberikan ucapan selamat kepada Trump dan menyoroti usulannya tentang Ukraina yang perlu dipertimbangkan. Menurut Kepala Strategi Komoditas di ING Groep NV, Warren Patterson, ada beberapa kekuatan yang saling bertentangan dalam pasar minyak saat ini.

Meskipun pasar tampak sedikit bearish untuk tahun depan, masih terlalu dini untuk memastikan bahwa pasokan akan berlebih. Pedagang utama Vitol Group mengatakan bahwa kekhawatiran terkait stok untuk tahun 2025 adalah yang mendorong pergerakan pasar saat ini.

Terkait cuaca, Badai Rafael telah menghantam Kuba dengan angin Kategori 3, namun diharapkan sistem angin tersebut akan melemah. Hal ini tidak diharapkan akan berdampak besar pada instalasi minyak lepas pantai.

Sebelumnya, harga minyak turun tipis karena investor sedang mempertimbangkan penguatan dolar AS terhadap potensi kebijakan luar negeri Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang dapat mempengaruhi pasokan minyak mentah global. Futures minyak mentah Brent turun 61 sen, atau 0,81%, menjadi USD 74,92 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 30 sen, atau 0,42%, menjadi USD 71,69.

Kemenangan Trump dalam pemilu telah memicu aksi jual besar-besaran yang menyebabkan harga minyak turun lebih dari $2 per barel selama sesi perdagangan. Dengan penguatan dolar AS yang saat ini berada di posisi tertinggi sejak September 2022, pasar minyak mentah terus menghadapi tantangan dan ketidakpastian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *