Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut (AL) telah menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2024, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi di 90 pulau terdepan, terluar, dan terpencil (3T) di 18 provinsi. ERB dimulai pada Februari 2024 dengan kunjungan ke lima pulau di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, yaitu Sebatik, Bunyu, Derawan, Maratua, dan Taliyasan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso-990.
Pada bulan berikutnya, ERB dilanjutkan di Maluku dengan mengunjungi pulau-pulau seperti Banda Neira, Gorom, Geser, Buru, dan Manipa menggunakan KRI Teluk Lada-521 sebagai kapal operasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman, menjelaskan bahwa ERB bertujuan untuk memastikan ketersediaan uang rupiah di seluruh wilayah Indonesia, termasuk 3T.
Aida menekankan pentingnya ketersediaan uang rupiah dalam transaksi ekonomi sehari-hari. Dalam acara ERB di Banda, Maluku Tengah, Aida menyampaikan bahwa tanpa ketersediaan uang, masyarakat akan kesulitan untuk bertransaksi dan harga barang bisa melonjak tinggi akibat kelangkaan uang tunai.
Dalam ERB di Maluku tahun ini, BI menyediakan nilai tukar hingga Rp 5 miliar bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang rupiah mereka. Salah satu warga Banda, Abdullah (52), yang memiliki usaha air minum, menukarkan uang lusuh hasil penjualannya dengan rupiah layak edar yang disediakan oleh BI.
Abdullah mengungkapkan bahwa ia sering kesulitan dalam bertransaksi karena uang lusuh dan kotor yang ia terima dari pelanggan. Hal ini membuatnya merasa tidak nyaman untuk mengembalikan uang tersebut kepada pelanggan, sehingga ia memilih untuk menahan uang lusuh tersebut.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat telah berlangsung sejak tahun 2012, namun baru terprogram secara terstruktur sejak 2021. Setiap tahun, BI dan TNI AL menandatangani kesepakatan untuk menyelenggarakan ERB di pulau-pulau terluar Indonesia. Melalui ERB, diharapkan stabilitas ekonomi di wilayah 3T dapat terjaga dan masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi ekonomi.
Dengan adanya ERB, diharapkan ketersediaan uang rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil dapat terjamin, sehingga masyarakat dapat dengan lancar melakukan transaksi ekonomi sehari-hari. Selain itu, dengan menukarkan uang lusuh dengan uang layak edar, diharapkan transaksi ekonomi di wilayah tersebut dapat berjalan lebih lancar dan efisien.